Banjang (MI Integral Al-Ukhuwwah) – Pembelajaran tak hanya terbatas pada buku dan pena, tetapi juga melibatkan keterampilan praktis yang membantu siswa mengasah kemampuan motorik kasar mereka. Di tengah tantangan ini, siswa kelas 3 di sebuah madrasah menemukan cara yang kreatif dan bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar mereka: pembuatan telur asin dari bahan alami seperti abu gosok dan garam kasar.
Permasalahan umum yang sering dirasakan oleh para siswa adalah kesulitan dalam mengendalikan gerakan motorik mereka. Hal ini terutama terlihat saat siswa menghadapi tugas menulis, di mana beberapa dari mereka mengalami kesulitan memegang pensil dengan benar atau menulis dengan tekanan yang tidak proporsional. Untuk mengatasi tantangan ini, sebuah kegiatan pembuatan telur asin diadakan sebagai bagian dari mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP).
Pada hari Rabu, 21 Februari 2024, siswa kelas 3A, 3B dan 3C bergiliran untuk mengikuti kegiatan ini. Kelas 3C, yang ruangannya terletak di lantai 2 menjadikan parkiran madrasah sebagai tempat pelaksanaan kegiatan ini.
Guru SBdP, Ustadzah Syahrida, menjelaskan bahwa ada banyak cara untuk melatih keterampilan motorik anak-anak, tetapi kebanyakan dari mereka memiliki kekurangan masing-masing. Sebagai contoh, bermain slime atau mencarik kertas meskipun efektif, memiliki kelemahan seperti menempelnya slime di pakaian atau rambut atau pemborosan kertas. Oleh karena itu, ide untuk membuat telur asin muncul karena selain membantu melatih motorik kasar, siswa juga dapat menikmati hasil olahan mereka.
Proses pembuatan telur asin ini relatif sederhana. Telur dilumuri dengan campuran abu gosok dan garam yang sudah dicampur dengan air, kemudian digenggam dan diperas secara perlahan agar kelebihan air di abu gosok dapat berkurang. Di lapangan, beberapa siswa mengalami kesulitan sehingga banyak yang memecahkan telur, hal ini mereka harus mengulangi proses dengan telur kedua mereka. Namun kebanyakan dari mereka yang gagal menjadi fokus dan bersemangat dalam melaksanakan tugas mereka, bahkan jika itu berarti mereka harus mencoba lagi.
Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan motorik kasar siswa, tetapi juga membawa pengalaman praktis yang berharga dalam pembelajaran mereka. Dengan pendekatan yang inovatif dan bermanfaat seperti ini, pendidikan menjadi lebih menarik dan memberikan manfaat yang nyata bagi perkembangan siswa.
Ustadzah Hj. Muhsinah, S.Pd.I selaku Kepala MI Integral Al-Ukhuwwah menyambut baik inisiatif kreatif dari tim pengajar SBdP dan menyatakan kebanggaannya atas partisipasi siswa dalam kegiatan tersebut.
“Ini adalah contoh bagaimana pendidikan dapat menjadi lebih dari sekadar teori di atas kertas. Saya sangat mengapresiasi upaya guru dan siswa dalam menghadapi tantangan ini dengan cara yang inovatif dan bermanfaat,” kata Ustadzah Muhsinah di kantor guru.
Penulis : Mardiyah
Foto : Syauqi
Redaktur : Adit
0 Komentar
Terima Kasih Atas Komentar Anda. (^_^)